RANGKUMAN
MATA KULIAH :
MANAJEMEN KEUANGAN
BAB/MATERI :
BAB 14 DISTRIBUSI KEPADA
PARA PEMEGANG SAHAM :
DIVIDEN DAN PEMBELIAN
KEMBALI SAHAM
DASAR-DASAR MANAJEMEN
KEUANGAN
BRIGHAM & HOUSTON BUKU
2 EDISI 10
OLEH : KELOMPOK 2
MM4 ANGK.30 UMI
MAKASSAR THN 2010
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Perusahaan-perusahaan
yang meraih keuntungan biasanya akan menghadapi tiga pertanyaan penting
1.1. Berapa banyak arus kas yang
harus diberikan kepada para pemegang saham?
1.2. Apakah perusahaan sebaiknya
memberikan uang ini kepada pemegang sahamnya dengan menaikkan deviden atau
membeli kembali sahamnya?
1.3. Apakah perusahaan sebaiknya
menjaga kebijakan pembayaran yang konsisten dan stabil, atau apakah perusahaan
membiarkan saja pembayaran mengalami variasi sesuai dengan perubahan kondisi?
Pembahasan
pada bab ini mengenai permasalahan yang mempengaruhi kebijakan distribusi kas
perusahaan. Sebagian besar perusahaan membuat kebijakan yang akan
memperhitungkan ramalan arus kas dan pengeluaran modalnya, dimana kemudian
mereka berusaha mengikutinya. Kebikan tersebut dapat mengalami perubahan, namun
hal ini dapat menimbulkan masalah karena perubahan-perubahan seperti itu akan
membuat para pemegang saham merasa tidak nyaman, mengirimkan sinyal-sinyal yang
tidak diinginkan dan menunjukkan kesan deviden yang tidak stabil, dimana
kesemuanya akan memberikan implikasi yang negatif pada harga saham.
B. PEMBAHASAN
1. Dividen Versus Keuntungan
Modal: Mana Yang Lebih Di Sukai Investor
Rasio Pembayaran target (target pay out ratio) adalah Prosentasi dari laba bersih yang
dibayarkan sebagai dividen tunai seperti yang diinginkan oleh perusahaan--sebaiknya
sebagian besar di dasarkan pada preferensi investor untuk dividen versus
keuntungan modal : Apakah investor
menyukai :
a.
Membiarkan
perusahaan mendistribusikan laba sebagai dividen tunai
b.
Membiarkan
melakukan pembelian kembali saham atau menanamkan kembali laba ke dalam bisnis
Prefensi ini dapat diperhitungkan jika Po = D1
Ks-g
Kebijakan Dividen Optimal (optimal dividend policy)
Kebijakan dividen yang mencapai suatu keseimbangan antara
dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang dan memaksimalkan harga saham
perusahaan. Ada tiga teori tentang preferensi investor :
a.
Teori
irevalensi dividen yang menyatakan bahwa kebijakan dividen sebuah perusahaaan
tidak memiliki pengaruh pada nilai maupun biaya modalnya.
b.
Teori
burung di tangan (bird-in-the-hand teory)
adalah istilah Miller & Modigliani (MM) untuk teori yang menyatakan bahwa
nilai sebuah perusahaan akan dapat dimaksimalkan dengan menetapkan rasio
pembayaran dividen yang tinggi.
c.
Teori
preferensi pajak adalah yang berdasarkan
kebijakan keuntungan modal jangka panjang biasanya dikenakan pajak dengan tarif
20 %, sedang lan laba dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif mencapai
angka maksimal 38,6 %.
Teori manakah yang terbaik
?
Ketiga teori di atas menawarkan saran yang saling
bertentangan kepada manajer perusahaan, sehingga teori manakah, jika ada sebaiknya kita
percayai?
Jalan yang paling logis untuk menguji teori-teori
tersebut secara empiris. Akan tetapi terdapat masalah-masalah yang cukup serius
pada seluruh uji empiris yang telah dilakukan.
Pertama, beberapa investor jelas-jelas menyukai dividen
sehingga dapat dikelompokkan menganut teori burung di tangan.
Disisi lain, investor tidak membutuhkan dividen tunai
saat ini dan berada dalam golongan tarif pajak yang tinggi.
Terakhir beberapa investor mungkin bersifat indiferen--bagi
mereka keuntungan dan kerugian dari dividen adalah sama besar, sehingga
preferensi pembelian saham mereka tidak akan mengalami perubahan jika
perusahaan membayarkan keuntungan mereka menjadi lebih banyak atau lebih
sedikit.
1. Berbagai
Masalah Kebijakan Dividen Lainnya
Hipotesis kandungan informasi atau pensinyalan
a.
Hipotesis
kandungan informasi adalah teori yang menyatakan bahwa investor akan memandang
perubahan dividen sebagai suatu sinyal peramalan laba oleh manajemen.
b.
Efek
pelanggan (client effect) adalah
kecendrungan sebuah perusahaan untuk menarik sekumpulan investor yang menyukai
kebijakan dividennya.
1.
Kelompok
atau pelanggan pemegang saham yg berbeda akan menyukai kebijakan pembayaran
dividen yang berbeda-beda
2.
Jika
sebuah perusahaan menahan dan menginvetasikan
kembali laba daripada membayarkan dividen, maka para pemegang saham yang
membutuhkan laba berada pada posisi kurang menguntungkan
3.
Pemegang
saham dapat berganti perusahaan, perusahaan juga dapat merubah kebijakan dividennya.
2. Stabilitas
Deviden
a.
Membuat
peramalan keuangan atas laba perusahaan
b.
Kebijakan
dividen stabil
c.
Pembayaran
yang teratur.
3. Menetapkan
Kebijakan Dividen Di Dalam Praktik
Menentukan rasio pembayaran sasaran :
a. Model Dividen residu (residual dividend model)
Merupakan Model dividen
yang dibayarkan akan ditentukan sama dengan laba bersih dikurangi jumlah saldo
laba di tahan yang dibutuhkan untuk mendanai
anggaran modal perusahaan yang optimal
Rumus :
Dividen = Laba bersih –
Saldo laba di tahan untuk membantu mendanai
investasi-investasi baru
= Laba bersih –[(Rasio ekuitas
sasaran)(Total anggaran modal)]
b. Dividen regular rendah plus
tambahan
Merupakan kebijakan yang mengumumkan dividen
regular rendah yang dapat dipertahankan dalam kondisi apapun, dan kemudian akan
membayar dividen “tambahan” yang telah ditentukan ketika keadaan sedang baik.
Laba,
Arus Kas, dan Dividen
Kita umumnya berfikiran
bahwa laba adalah determinan utama dari dividen, namun kenyataanya arus kas
adalah determinan yang paling penting. Jadi dividen tergantung pada arus kas,
yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya, dari laba
penjualan sangat dipengaruhi oleh prakterk-praktek akuntansi dan tidak selalu
menjadi cerminan kemapuan untuk membayarkan dividen.
Prosedur Pembayaran
a. Tanggal deklarasi (declaration date) merupakan tanggal saat
direksi perusahaan mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengumumkan pembayaran dividen.
b. Tanggal pemegang saham
tercatat (holder of record date)
merupakan daftar yang dimiliki perusahaan menyatakan pemegang saham sebagai
seorang pemilik pada tanggal hari ini, maka pemegang saham tersebut akan
menerima dividen.
c. Tanggal eks dividen (eks devidend date) merupakan tanggal
dimana hak atas dividen saat ini tidak lagi menyertai sebuah saham; biasanya
biasanya dua hari kerja sebelum tanggal pemegang saham tercatat.
d. Tanggal pembayaran merupakan tanggal sebuah
perusahaan benar-benar mengirimkan cek pembayaran dividennya.
4. Rencana
Reinvestasi Dividen (dividend reinvesment
plans-DRIP)
Program yang memungkinkan seorang pemegang saham secara
otomatis melakukan reinvestasi atas dividen-dividen yang ia terima kembali ke
dalam saham dari perusahaan yang melakukan pembayaran.
5. Rangkuman
Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Dividen
a.
Batasan
1.
Kontrak
Oligasi
2.
Pembatasan
Saham Preferen
3.
Aturan
penurunan nilai modal
4.
Ketersediaan
kas
5.
Sanksi
pajak atas akumulasi laba secara tidak benar
b.
Peluang
Investasi
1.
Jumlah
peluang investasi yang menguntungkan
2.
Kemungkinan
mempercepat atau menunda proyek
c.
Sumber
Modal Alternatif
1. Biaya penjualan saham baru
2. Kemampuan untuk
menggantikan utang dengan ekuitas
3. Pengendalian
d.
Pengaruh
Kebijakan Dividen pada Ks
Ada empat faktor :
1. Keinginan dari pemegang
saham akan laba saat ini versus laba masa depan
2. Penerimaan tingkat resiko dividen
versus keuntungan modal
3. Keunggulan pajak dari
keuntungan modal atas dividen
4. Kandungan informasi dari
deviden (pensinyalan)
6. Tinjauan
Atas Keputusan Kebijakan Dividen
a. Umumnya para manejer tidak
ingin menerbitkan saham biasa yang baru.
b. Perubahan-perubahan deviden
memberikan sinyal dari berbagai keyakinan yang dimiliki oleh para manejer akan
prospek perusahaan di masa mendatang.
7. Dividen
Saham Dan Pemecahan Saham
Dividen saham (stock
dividend) adalah suatu dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan saham
dan bukan bentuk uang tunai, Pemecahan saham (stock split) merupakan tindakan yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham beredar, seperti menggandakan jumlah
lembar saham beredar dengan memberikan dua saham baru kepada pemegang saham
untuk setiap satu lembar saham yang sebelumnya ia miliki.
Dividen saham dan pemecahan saham memiliki hubungan
dengan kebijakan dividen tunai perusahaaan.
Pengaruh pada harga saham dengan temuan sebagai berikut :
a.
Rata-rata
harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak berapa lama setelah perusahaan
mengumumkan adanya pemecahan atau dividen saham.
b.
Akan
tetapi, kenaikan harga ini disebabkan olah adanya fakta bahwa para investor
memperlakukan pemecahan/dividen sebagai suatu pertanda adanya laba dan dividen
masa depan yang lebih tinggi daripada adanya keinginan dividen/pemecahan saham.
c.
Jika
perusahaan mengumumkan adanya pemecahan atau dividen saham, maka harga saham
cendrung akan naik.
d.
Bahwa
komisi pialang biasanya secara prosentase dibebankan lebih tinggi pada pada
saham-saham yang berharga rendah.
8. Pembelian
Kembali Saham
Adalah suatu taransaksi dimana sebuah perusahaan membeli
kembali sahamnya sendiri, sehingga menurunkan jumlah saham beredar,
meningkatkan EPS dan seringkali menaikkan harga saham.
Pembelian kembali saham (stock
repurchase) dilakukan dalam 3 jenis :
a. Situasi dimana perusahaan
memiliki kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada para pemegang sahamnya,
dan membayarkan dividen tunai
b. Situasi perusahaan
menyimpulkan struktur modalnya dibebani terlalu berat oleh ekuitas dan kemudian
menjual utang serta menggunakan hasil penjualannya untuk membeli kembali
saham-sahamnya.
c. Situasi dimana sebuah
perusahaan menerbitkan opsi kepada para karyawannya dan kemudian menggunakan
pembelian kembali di pasar terbuka untuk memperoleh saham, kemudian
dipergunakan ketika opsi dilaksanakan.
Dampak Pembelian kembali saham
Perusahaan
berharap dapat meraih keuntungan dengan melakukan pembelian kembali.
Keuntungan
Pembelian Kembali adalah sebagai berikut :
a. Pengumuman pembalian
kembali dipandang sebagai sinyal yang posistif oleh para investor karena
pembelian kembali tersebut sering kali dimotivasi adanya keyakinan manajemen
bahwa saham perusahaan dinilai terlalu rendah.
b. Para pemegang saham akan
dapat memilih ketika perusahaan mendistribusikan kasnya melalui pembelian
saham-mereka dapat menjual atau tidak menjual
c. Pembelian kembali dapat
menghilangkan satu blok besar saham yang “mengantungi” pasar dan menahan harga per
lembar saham.
d. Dividen adalah hal yang
“tetap” dalam jangka pendek, karena manajemen enggan menaikkan dividen jika
kenaikkan tersebut tidak dapat dipertahankan di masa mendatang.
e. Perusahaan dapat
mempergunakan model residu untuk menetapkan suatu tingkat distribusi kas
sasaran, kemudian membagi distribusi tersebut menjadi komponen deviden dan
komponen pembelian kembali.
f. Pembelian kembali dapat
digunakan untuk menciptakan perubahan struktur modal dalam skala besar.
g. Perusahaan yang menggunakan
opsi saham sebagai salah satu unsur yang penting dalam kompensasi karyawan
dapat membeli kembali saham dan kemudian menggunakan opsi tersbut kepada para
karyawannya dalam menerapkan opsi saham.
Kerugian
Pembelian Kembali meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Para pemegang saham mungkin
akan bersikap terhadap dividen dan keuntungan modal, dan harga saham mungkin
akan lebih diuntungkan dari dividen tunai daripada pembelian kembali.
b. Para pemegang saham yang melakukan
penjualan mungkin tidak menyadari sepenuhnya seluruh implikasi dari pembelian
kembali, atau mungkin mereka tidak memiliki semua informasi yang berhubungan
dengan aktivitas perusahaan saat ini dan dimasa datang.
c. Perusahaan mungkin membayar
harga yang terlalu tinggi untuk membeli kembali sahamnya, dan memberikan
kerugian bagi para pemegang saham yang masih tersisa.
C.
KESIMPULAN
Pembelian Kembali Saham
1. Karena tarif pajak
keuntungan modal lebih rendah dan pajak yang ditanguhkan atas keuntungan modal,
pembelian kembali memiliki keuntungan pajak yang signifikan di atas dividen
sebagai salah satu cara untuk mendistribusikan laba kepada para pemegang saham.
2. Karena efek pensinyalan,
perusahaan sebaiknya tidak mengubah-ubah dividen mereka--hal ini akan
menurunkan kepercayaan investor kepada perusahaan dan memberikan pengaruh yang
buruk pada biaya ekuitas dan harga sahamnya.
3. Pembelian kembali juga
bermanfaat ketika sebuah perusahaan ingin melakukan perubahan besar pada
struktur modalnya dalam jangka waktu yang singkat dan ingin mendistribusikan
kas dari peristiwa tertentu seperti penjualan sebuah devisi, atau ingin
memperoleh saham unuk digunakan dalam program opsi saham karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar