Selasa, 11 September 2012

BAB 14 DISTRIBUSI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM : DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

All about reading, everithing about reading, easy bisnis, free bisnis, semua tentang baca.


RANGKUMAN

MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN
BAB/MATERI : BAB 14 DISTRIBUSI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM : DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN BRIGHAM & HOUSTON BUKU 2 EDISI 10

OLEH : KELOMPOK 2
MM4  ANGK.30 PASCARJANA UMI 2010

A.   PENDAHULUAN
1.    Latar belakang
Perusahaan-perusahaan yang meraih keuntungan biasanya akan menghadapi tiga pertanyaan penting
1.1. Berapa banyak arus kas yang harus diberikan kepada para pemegang saham?
1.2. Apakah perusahaan sebaiknya memberikan uang ini kepada pemegang sahamnya dengan menaikkan deviden atau membeli kembali sahamnya?
1.3. Apakah perusahaan sebaiknya menjaga kebijakan pembayaran yang konsisten dan stabil, atau apakah perusahaan membiarkan saja pembayaran mengalami variasi sesuai dengan perubahan kondisi?
Pembahasan pada bab ini mengenai permasalahan yang mempengaruhi kebijakan distribusi kas perusahaan. Sebagian besar perusahaan membuat kebijakan yang akan memperhitungkan ramalan arus kas dan pengeluaran modalnya, dimana kemudian mereka berusaha mengikutinya. Kebikan tersebut dapat mengalami perubahan, namun hal ini dapat menimbulkan masalah karena perubahan-perubahan seperti itu akan membuat para pemegang saham merasa tidak nyaman, mengirimkan sinyal-sinyal yang tidak diinginkan dan menunjukkan kesan deviden yang tidak stabil, dimana kesemuanya akan memberikan implikasi yang negatif pada harga saham.

B.   PEMBAHASAN
    1.     Dividen Versus Keuntungan Modal: Mana Yang Lebih Di Sukai Investor
Rasio Pembayaran target (target pay out ratio) adalah Prosentasi dari laba bersih yang dibayarkan sebagai dividen tunai seperti yang diinginkan oleh perusahaan--sebaiknya sebagian besar di dasarkan pada preferensi investor untuk dividen versus keuntungan modal  : Apakah investor menyukai :
a.    Membiarkan perusahaan mendistribusikan laba sebagai dividen tunai
b.    Membiarkan melakukan pembelian kembali saham atau menanamkan kembali laba ke dalam bisnis
Prefensi ini dapat diperhitungkan jika          Po =   D1
                                                                                    Ks-g         
Kebijakan Dividen Optimal (optimal dividend policy)
Kebijakan dividen yang mencapai suatu keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang dan memaksimalkan harga saham perusahaan. Ada tiga teori tentang preferensi investor :
a.    Teori irevalensi dividen yang menyatakan bahwa kebijakan dividen sebuah perusahaaan tidak memiliki pengaruh pada nilai maupun biaya modalnya.
b.        Teori burung di tangan (bird-in-the-hand teory) adalah istilah Miller & Modigliani (MM) untuk     teori yang menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan dapat dimaksimalkan dengan menetapkan rasio pembayaran dividen yang tinggi.
c.    Teori preferensi pajak adalah  yang berdasarkan kebijakan keuntungan modal jangka panjang biasanya dikenakan pajak dengan tarif 20 %, sedang lan laba dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif mencapai angka maksimal 38,6 %.
Teori manakah yang terbaik ?
Ketiga teori di atas menawarkan saran yang saling bertentangan kepada manajer perusahaan, sehingga  teori manakah, jika ada sebaiknya kita percayai?
Jalan yang paling logis untuk menguji teori-teori tersebut secara empiris. Akan tetapi terdapat masalah-masalah yang cukup serius pada seluruh uji empiris yang telah dilakukan.
Pertama, beberapa investor jelas-jelas menyukai dividen sehingga dapat dikelompokkan menganut teori burung di tangan.
Disisi lain, investor tidak membutuhkan dividen tunai saat ini dan berada dalam golongan tarif pajak yang tinggi.
Terakhir beberapa investor mungkin bersifat indiferen--bagi mereka keuntungan dan kerugian dari dividen adalah sama besar, sehingga preferensi pembelian saham mereka tidak akan mengalami perubahan jika perusahaan membayarkan keuntungan mereka menjadi lebih banyak atau lebih sedikit.

1.     Berbagai Masalah Kebijakan Dividen Lainnya
       Hipotesis kandungan informasi atau pensinyalan
a.    Hipotesis kandungan informasi adalah teori yang menyatakan bahwa investor akan memandang perubahan dividen sebagai suatu sinyal peramalan laba oleh manajemen.
b.    Efek pelanggan (client effect) adalah kecendrungan sebuah perusahaan untuk menarik sekumpulan investor yang menyukai kebijakan dividennya.
1.    Kelompok atau pelanggan pemegang saham yg berbeda akan menyukai kebijakan pembayaran dividen yang berbeda-beda
2.    Jika sebuah perusahaan menahan  dan menginvetasikan kembali laba daripada membayarkan dividen, maka para pemegang saham yang membutuhkan laba berada pada posisi kurang menguntungkan
3.    Pemegang saham dapat berganti perusahaan, perusahaan juga dapat merubah kebijakan dividennya.

2.     Stabilitas Deviden
a.    Membuat peramalan keuangan atas laba perusahaan
b.    Kebijakan dividen stabil
c.    Pembayaran yang teratur.

3.     Menetapkan Kebijakan Dividen Di Dalam Praktik
Menentukan rasio pembayaran sasaran :
a.  Model Dividen residu (residual dividend model)
Merupakan Model dividen yang dibayarkan akan ditentukan sama dengan laba bersih dikurangi jumlah saldo laba di tahan yang dibutuhkan untuk mendanai  anggaran modal perusahaan yang optimal
Rumus :
Dividen = Laba bersih – Saldo laba di tahan untuk membantu mendanai  investasi-investasi baru
              = Laba bersih –[(Rasio ekuitas sasaran)(Total anggaran           modal)]
b.     Dividen regular rendah plus tambahan
Merupakan kebijakan yang mengumumkan dividen regular rendah yang dapat dipertahankan dalam kondisi apapun, dan kemudian akan membayar dividen “tambahan” yang telah ditentukan ketika keadaan sedang baik.

Laba, Arus Kas, dan Dividen
Kita umumnya berfikiran bahwa laba adalah determinan utama dari dividen, namun kenyataanya arus kas adalah determinan yang paling penting. Jadi dividen tergantung pada arus kas, yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya, dari laba penjualan sangat dipengaruhi oleh prakterk-praktek akuntansi dan tidak selalu menjadi cerminan kemapuan untuk membayarkan dividen.

Prosedur Pembayaran
Tanggal deklarasi (declaration date) merupakan tanggal saat direksi perusahaan mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengumumkan pembayaran dividen.
a.  Tanggal pemegang saham tercatat (holder of record date) merupakan daftar yang dimiliki perusahaan menyatakan pemegang saham sebagai seorang pemilik pada tanggal hari ini, maka pemegang saham tersebut akan menerima dividen.
b.  Tanggal eks dividen (eks devidend date) merupakan tanggal dimana hak atas dividen saat ini tidak lagi menyertai sebuah saham; biasanya biasanya dua hari kerja sebelum tanggal pemegang saham tercatat.
c.    Tanggal pembayaran merupakan tanggal sebuah perusahaan benar-benar mengirimkan cek pembayaran dividennya.

4.     Rencana Reinvestasi Dividen (dividend reinvesment plans-DRIP)
Program yang memungkinkan seorang pemegang saham secara otomatis melakukan reinvestasi atas dividen-dividen yang ia terima kembali ke dalam saham dari perusahaan yang melakukan pembayaran.

5.     Rangkuman Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Dividen
a.   Batasan
1.     Kontrak Oligasi
2.     Pembatasan Saham Preferen
3.     Aturan penurunan nilai modal
4.     Ketersediaan kas
5.     Sanksi pajak atas akumulasi laba secara tidak benar
b.    Peluang Investasi
1.     Jumlah peluang investasi yang menguntungkan
2.     Kemungkinan mempercepat atau menunda proyek
c.   Sumber Modal Alternatif
1.      Biaya penjualan saham baru
2.      Kemampuan untuk menggantikan utang dengan ekuitas
3.      Pengendalian
d.   Pengaruh Kebijakan Dividen pada Ks
Ada empat faktor :
1.      Keinginan dari pemegang saham akan laba saat ini versus laba masa depan
2.      Penerimaan tingkat resiko dividen versus keuntungan modal
3.      Keunggulan pajak dari keuntungan modal atas dividen
4.      Kandungan informasi dari deviden (pensinyalan)

6.     Tinjauan Atas Keputusan Kebijakan Dividen
a.     Umumnya para manejer tidak ingin menerbitkan saham biasa yang baru.
b.     Perubahan-perubahan deviden memberikan sinyal dari berbagai keyakinan yang dimiliki oleh para manejer akan prospek perusahaan di masa mendatang.

7.     Dividen Saham Dan Pemecahan Saham
Dividen saham (stock dividend) adalah suatu dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan saham dan bukan bentuk uang tunai, Pemecahan saham (stock split) merupakan tindakan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham beredar, seperti menggandakan jumlah lembar saham beredar dengan memberikan dua saham baru kepada pemegang saham untuk setiap satu lembar saham yang sebelumnya ia miliki.
Dividen saham dan pemecahan saham memiliki hubungan dengan kebijakan dividen tunai perusahaaan.
Pengaruh pada harga saham dengan temuan sebagai berikut :
a.  Rata-rata harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak berapa lama setelah perusahaan mengumumkan adanya pemecahan atau dividen saham.
b.  Akan tetapi, kenaikan harga ini disebabkan olah adanya fakta bahwa para investor memperlakukan pemecahan/dividen sebagai suatu pertanda adanya laba dan dividen masa depan yang lebih tinggi daripada adanya keinginan dividen/pemecahan saham.
c.   Jika perusahaan mengumumkan adanya pemecahan atau dividen saham, maka harga saham cendrung akan naik.
d.  Bahwa komisi pialang biasanya secara prosentase dibebankan lebih tinggi pada pada saham-saham yang berharga rendah.

8.     Pembelian Kembali Saham
       Adalah suatu taransaksi dimana sebuah perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri, sehingga menurunkan jumlah saham beredar, meningkatkan EPS dan seringkali menaikkan harga saham.
       Pembelian kembali saham (stock repurchase) dilakukan dalam 3 jenis :
a.    Situasi dimana perusahaan memiliki kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada para pemegang sahamnya, dan membayarkan dividen tunai
b.    Situasi perusahaan menyimpulkan struktur modalnya dibebani terlalu berat oleh ekuitas dan kemudian menjual utang serta menggunakan hasil penjualannya untuk membeli kembali saham-sahamnya.
c.    Situasi dimana sebuah perusahaan menerbitkan opsi kepada para karyawannya dan kemudian menggunakan pembelian kembali di pasar terbuka untuk memperoleh saham, kemudian dipergunakan ketika opsi dilaksanakan.

Dampak Pembelian kembali saham
Perusahaan berharap dapat meraih keuntungan dengan melakukan pembelian kembali.
Keuntungan Pembelian Kembali adalah sebagai berikut :
a.    Pengumuman pembalian kembali dipandang sebagai sinyal yang posistif oleh para investor karena pembelian kembali tersebut sering kali dimotivasi adanya keyakinan manajemen bahwa saham perusahaan dinilai terlalu rendah.
b.    Para pemegang saham akan dapat memilih ketika perusahaan mendistribusikan kasnya melalui pembelian saham-mereka dapat menjual atau tidak menjual
c.    Pembelian kembali dapat menghilangkan satu blok besar saham yang “mengantungi” pasar dan menahan harga per lembar saham.
d.    Dividen adalah hal yang “tetap” dalam jangka pendek, karena manajemen enggan menaikkan dividen jika kenaikkan tersebut tidak dapat dipertahankan di masa mendatang.
e.    Perusahaan dapat mempergunakan model residu untuk menetapkan suatu tingkat distribusi kas sasaran, kemudian membagi distribusi tersebut menjadi komponen deviden dan komponen pembelian kembali.
f.     Pembelian kembali dapat digunakan untuk menciptakan perubahan struktur modal dalam skala besar.
g.    Perusahaan yang menggunakan opsi saham sebagai salah satu unsur yang penting dalam kompensasi karyawan dapat membeli kembali saham dan kemudian menggunakan opsi tersbut kepada para karyawannya dalam menerapkan opsi saham.

Kerugian Pembelian Kembali
Kerugian Pembelian Kembali meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.    Para pemegang saham mungkin akan bersikap terhadap dividen dan keuntungan modal, dan harga saham mungkin akan lebih diuntungkan dari dividen tunai daripada pembelian kembali.
b.    Para pemegang saham yang melakukan penjualan mungkin tidak menyadari sepenuhnya seluruh implikasi dari pembelian kembali, atau mungkin mereka tidak memiliki semua informasi yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan saat ini dan dimasa datang.
c.    Perusahaan mungkin membayar harga yang terlalu tinggi untuk membeli kembali sahamnya, dan memberikan kerugian bagi para pemegang saham yang masih tersisa.

C.   KESIMPULAN
       Pembelian Kembali Saham
1.    Karena tarif pajak keuntungan modal lebih rendah dan pajak yang ditanguhkan atas keuntungan modal, pembelian kembali memiliki keuntungan pajak yang signifikan di atas dividen sebagai salah satu cara untuk mendistribusikan laba kepada para pemegang saham.
2.    Karena efek pensinyalan, perusahaan sebaiknya tidak mengubah-ubah dividen mereka--hal ini akan menurunkan kepercayaan investor kepada perusahaan dan memberikan pengaruh yang buruk pada biaya ekuitas dan harga sahamnya.
3.    Pembelian kembali juga bermanfaat ketika sebuah perusahaan ingin melakukan perubahan besar pada struktur modalnya dalam jangka waktu yang singkat dan ingin mendistribusikan kas dari peristiwa tertentu seperti penjualan sebuah devisi, atau ingin memperoleh saham unuk digunakan dalam program opsi saham karyawan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar