Sabtu, 31 Oktober 2009

SOMBONG, TAKABBUR, TINGGI HATI

All about reading, everithing about reading, easy bisnis, free bisnis, semua tentang baca.


Sifat sombong, takabur dan tinggi hati dekat dengan penggertian bahwa dirinya memiliki kelebihan, keistimewaan, keunggulan dan kemuliaan ketika dihadapkan pada kepemilikan orang lain. Allah membenci makhluk-Nya yang memunculkan sikap dan bersifat sombong. Kesombongan adalah sifat mutlak Allah yang tidak dibenarkan untuk dimiliki oleh selain-Nya. Manusia yang menyombongkan diri berarti telah merampas sifat mutlak Allah. Ia telah membuat sifatnya menyamai Allah yang Maha Kuasa.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda:Jika seorang berkata karena sombong. Celakalah manusia. Maka ia akan menjadi paling binasa.(H.R.Muslim)

Marasa lebih atas orang lain merupakan tanda permulaan dari sikap takabur, dan kemudian timbul sikap menganggap rendah orang lain yang bedampak buruk terhadap tatanan sosial masyarakat.

Agama Islam hadir untuk menyempurnakan keadaan masyarakat dengan menata aliran dan perputaran interaksi sosial kemasyarakatan. Tanpa adanya kesamaan hak dan kewajiban bagi setiap anggota masyarakat, niscaya yang berlaku pertama kali dalam masyarakat tersebut adalah ketimpangandan kesenjangan.

Segala peraturan dalam masyarakat yang didasarkan pada kontrak-sosial, tidak akan berlangsung mulus tanpa adanya pengakuan martabat setiap individunya. Kesetaraan dan kesejajaran merupakan nilai yang menjadi modal utama kehidupan bermasyarakat, dan akan segera hancur dengan keberadaan beberapa individu anggota masyarakat yang mengedepankan perilaku sombong. Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepada saya supaya kamu bertawadlu, sehingga tidak seorang-pun menganiaya orang lain, dan tidak seorangpun menyombongkan diri pada orang lain”. (H.R.Muslim).

Perilaku dan sikap memamerkan amal ibadah, sangat dibenci. Allah berfirman: “Jangan mengatakan dirimu suci, ia (Allah) yang lebih mengetahui siapakah yang lebih bertaqwa” (An Najam : 32).

Sebagaimana digambarkan dalam sebuah kitab agama samawi bahwa karena kesombongannya, Iblis divonis masuk neraka dan dikutuk oleh Allah untuk selamanya, bukan lantaran dia tidak mempercayai adanya Tuhan atau menyekutukan-Nya, tapi semata-mata karena prilaku sombong, takabur dan tinggi hati.

Wallahu a’lamu bisshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar